Kenalkan namaku adalah Suparno, jabatanku sekarang adalah supir…,hehehe.. kalo supir bukan jabatan kali ya…, ya sekarang telah dua tahun menjadi supir pribadi dari Roro Fitria (seorang artis, presenter, penyanyi dangdut, dan model majalah pria dewasa yang sexy nan sintal). Sebenarnya waktu di kampung dulu aku adalah seorang dukun. Tapi karena kampungku terkena musibah banjir bandang maka akupun mencari nafkah lain.
Malam itu selepas syuting acara Sedap Malam, aku mengantar Roro Fitria pulang ke apartemennya. Roro Fitria tampak sangat sexy dalam balutan kaos merah ketatnya. Ya Roro Fitria memang tampak sekali kesexyannya, yang membuat mata lelaki tidak tahan untuk mencicipi tubuh indahnya.
“Emmhh cape banget nih Pak…!!, kita sekarang langsung pulang saja ya..sudah ingin istirahat nih…” sahut Roro kepadaku.
“Baik non…”, sahutku sambil melihat ke belakang lewat spion. “Cantik sekali Roro, coba dia mau jadi istriku…”, kataku dalam hati. Memang aku sanga tmenyukai Roro Fitria selain cantik dan sexy dia juga selalu baik hati. “Emmhh, kayanya malam ini, malam yang tepat untuk menggunakan gundamku untuk memiliki Roro”.Kataku dalam hati lagi.
Sepanjang perjalanan aku sering melirik kebelakang memuji kesintalan tubuh dari Roro yang begitu sempurna dan sambil melafalkan gendamku yang akanku pergunakan buat Roro. Roro sendiri tidak mengetahuinya, dia tampak capek dan sambil melihat ke jalanan.
Akhirnya kami memasuki apartemennya, “Pak, nanti ke atas ya…, aku ada sedikit rezeki buat Pak Parno…”. setelah itu Roro turun dari mobil dan langsung naik ke lantai 11 tempat apartemennya.
Kemudian aku menyusul ke apartemennya, setelah dipersilahkan masuk oleh Roro akupun duduk di sofa. “Ini Pak…, aku punya baju buat Pak Parno, sama sedikit uang…”, kata Roro sambil menyerahkan satu kantong kertas plastik dan amplop kepadaku. Kesempatan nih dapat menjabat tangan dan mempergunakan gundamku.
“Aduh, terima kasih banyak Non, atas pemberiannya “, sambil menjabat tangan Roro yang halus dan mempergunakan gundamku. “Ayo, sekarang mintalah sesuatu kepadaku, Roro supaya biar gendamku bekerja dengan baik”. Kataku dalam hati.
“ Pak, Pak Parno bisa ngak mijat pundakku…?, pundakku pegel-pegel nih…”, kata Roro, tapi dia sendiri tidak mengerti mengapa dia mau buat di pijit ma diriku.
“Bisa, non…!!, silahkan non duduk…”, aku mulai memijitnya, di pundaknya tercium oleh diriku wangi tubuh dari Roro yang montok ini, menambah naik libido diriku. “Sekarang, Roro akan menjadi miliku”, aku pun mulai melafalkan gendamku yang terakhir untuk dapat memiliki Roro. Sambil terus memijit pundaknya…, tangan ku mulai beraksi meraba-raba tengkuknya sambil terus memijitnya.
“Emmhh, terus Pak.., enak sekali pijitan mu..”, kata Roro sambil matanya terpejam.
“Kamu cantik Roro sayang …!!” , kataku sambil terus memijit, tanganku mulai meremas buah dadanya yang montok. Roro tampak kaget tapi dia tidak dapat berbuat banyak. Membiarkan diriku meremas-remas bongkahan dada sang Artis sintal ini.
“Tubuh kamu wangi sekali Roro….!!!”, tangan ku mulai masuk lewat sebelah atas kaos merahnya…, ku gerayangi dan kuremas payudaranya.
“Emmhh.., Pak… Enak…”, erang Roro yang sudah berada dalam pengaruh gendamku. “Roro, sudah pernah melihat kontol…?”, kataku sambil setengah berbisik di telinganya. Roro Fitria tampak kaget mendengarnya. Tapi dirinya tampak sudah termakan hipnotis. Meski wajahnya memerah dia hanya menggelengkan kepala.
“Roro, mau melihat kontolku…?, kamu akan menyukainya sayang…!!” kataku selanjutnya. Roro tampak mengangguk dan wajahnya memerah karena malu.“Sekarang, Roro buka celanaku, dan kolorku…”, perintahku pada Roro Fitria.
Roro tampak patuh dia mulai bersimpuh didepan ku dan memplorotkan celana dan celana dalamku. Tiba-tiba penisku menyembul dan memang penisku sudah mulai keras dari tadi. Roro tampak kaget, karena penis hitamku yang telah tegak ada di depan mukanya.
“Sekarang, raih kontolku, Roro sayang…, kamu belai, ciumin dan jilatin kontolku”, perintahku selanjutnya pada Roro. Roro yang tampak ragu tapi sudah mulai dalam pengaruh gendam. Mulai melaksakan perintahku. Mula-mula tangannya mengocok penisku. Bibirnya yang sexy mendekati penisku. Dia mulai mencium ujung penis ku. Roro tampak belum biasa terhadap bau tak sedap penisku.
“Ayo Roro…, jilat dan kulum kontolku…”, perintahku pada Roro, yang dilanjutkan dengan anggukan dari Roro. Roro Fitria mulai menjilati penisku. Mulai dari ujung penis sampai ke pelirku. Sekarang Roro sudah mulai terbiasa dengan bau tak sedap dari penisku.
“Ah…, ya begitu Roro sayang…, terus jilatan mu enak sekali…, sekarang mulai masukan kontolku ke mulutmu dan jangan di gigit”, kataku sambil memegangi rambut indah milik sang artis. Roro melanjutkan mengulum penisku.
“Sruupp….,ahh… enak sekali…. sruupp”,erang Roro tampak menikmati oral pertamanya. Meski agak sedikit canggung.
“Ahh…. Bagus enak sekali Roro…..”, kataku sambil menjambak jilbab rambutnya. “ Ahh… kamu cepat belajar….seponganmu enak sekali… , kamu menyukainya sayang“, tanyaku kepada artis berdada besar itu. Roro mengangguk dan sambil terus mengulum penisku…., aku menggerakan pantatku seolah sedang melakukan penetrasi. Roro tampak kelabakan, karena rambutnya di jambak dan aku memaju mundurkan pantatku. Sampai mentok wajah cantik Roro Fitria di selangkanganku. Tampaknya penisku sampai di rongga kerongkongannya…,Roro tampak pucat. Aku menarik lagi rambutnya. Kemudian aku hentakkan kembali. Aku senggamai mulut sang artis berpayudara montok itu.
“Srrruuuuppp…. Aacchh”rintih Roro yang mulai terbiasa, dan malah menikmati oral pertamanya. Roro terus melakukan emutan di penisku.
“Ahh… Roro sayang, enak sekali seponganmu…, aku sebentar lagi keluar…,kamu harus meminum semua pejuku….” Kataku kepada Roro Fitria. Disertai anggukan Roro yang terus melakukan oral terhadap penisku.
“Acckkhhh….keluar sayang…., minum pejuku…..”,erangku. Roro hampir tersedak ketika pejuku meluncur dengan deras dan banyak. Tapi sang artis tampak rakus meminum semua pejuku. Ada sedikit yang tertumpah di rambut dan kaos sang artis. Roro mulai menjilati sisa peju yang masih menempel di penisku.
“Acchh … ya begitu sayang…., kamu telah meminum pejuku…., sekarang kamu adalah milikku…, Roro kamu adalah lonteku, budak nafsu diriku….”kataku, memang yang telah terkena gendam dan meminum pejuku maka wanita itu akan menjadi budak setiaku.
“Sekarang Roro harus mulai berikrar kepadaku, untuk menjadi budakku…”perintahku pada Roro. Seperti seorang budak yang patuh terhadap tuannya. Roro Fitria mulai berikrar di depan ku.
“Saya…., Roro Fitria mulai detik ini akan menjadi budak sex tuan…, budak yang patuh terhadap perintah tuan, semua lubang yang ada di tubuhku boleh dimasuki oleh kontol tuan…”, kata Roro Fitria.
“Emmhh … Lubang apa aja yang ditubuhmu Roro…..” tanyaku kepada Roro. “Mulut, Vagina dan Dubur saya tuan….”, jawab Roro Fitria yang sudah tampak horny.
“Mulut, Memek, sama Bool…, begitu ngucapnya…, dan kamu bersedia jadi lonteku…, dan melayani orang-orang yang aku suruh untuk menikmati tubuh mu dan kamu harus bersedia di gangbang oleh banyak laki-laki yang aku perintahkan”,kataku yang langsung masuk sebagai perintah kepada sang artis montok itu. “Iya, Mulut, Memek dan Boolku boleh di masuki oleh kontol tuan, dan Roro bersedia untuk menjadi lonte tuan, dan Roro bersedia untuk di gangbang tuan….,tubuh Roro seutuhnya milik tuan”, begitulah kata Roro Fitria yang sudah 100% dalam pengaruhku. Roro Fitria yang cantik, sexy, dan montok akan segera berubah menjadi wanita binal.
“Bagus…. Sekarang kamu memohon kepada diriku, supaya aku mau ngentot sama lonte binal kaya kamu…”, perintahku kepada Roro.
“Tuan…., maukah tuan memakai tubuhku, memekku masih perawan tuan, belum pernah di masukin sama kontol… Tuan…., Roro ingin tuan mengambil keperawananku…, ngentot memek Roro yang belum pernah di jamah kontol….,silahkan Tuan…”, jawab artis sintal itu dengan manja. Sambil tangannya terus mengocok penisku yang mulai tegak lagi.
“Sekarang kamu lonteku, buka semua bajumu dan celanamu… kamu telanjang….Dan jangan sisakan apapun ”, perintahku kepada Roro.
Roro mulai membuka semua bajunya…., hingga tidak menyisakan satu lembar benang pun. Payudara sang artis terlihat tampak montok, besar, dan sintal sangat menggairahkan, vagina sang artis montok itu tampak terawat dengan bulu-bulu tipis di sekitar vaginanya. Roro Fitria sekarang sudah tanpa busana.
“Mendekatlah kemari lonteku…..”,perintahku kepada Roro. Roro mulai mendekatiku….., aku mulai remas-remas bongkahan payudaranya…. Dan aku pun mulai menyusu pada payudara montok sang artis.
“Emmhhh, tubuhmu wangi sayang…., kamu pantas buat di entot sama aku”,kata-kata ku meluncur. Sambil terus menete pada payudara montok sang artis. Sementara tanganku mulai memasuki selangkangan Roro dan mulai memasuki vagina sang artis sambil mencari klitoris Roro Fitria.
“EEmmhhh……”desah Roro ketika klitorisnya mulai ketemu olehku. Aku mulai memainkan klitoris Roro sang artis sintal. Semakin lama vagina sang artis makin basah tubuh Roro tampak melemah, dia mulai terjatuh diatas sofa.
“Ahhh….. enakk……. Tuan….. “lenguh Roro menikmatinya. Aku mulai mendekatkan bibirku divagina sang artis. “Emmhhh…. Wangi sekali memek kamu sayang……”, kataku sambil terus menjilat vagina sang artis montok tersebut. Lidahku bermain liar di vaginanya. Kadang sambil aku masukan dua jariku kedalam vagina sang artis tersebut.
Roro makin menggelinjang, dan kakinya menjepit kepalaku…, tanganny amenekan kepalaku ke selangkangannya. Seolah tidak mau berhenti untuk terus dijilat vagina sang artis montok tersebut dan diriku pun semakin liar menjilat, dan menyedot vagina sang artis montok tersebut. “Srruuppp….. sruuuppppp…..”terus aku menjilati vagina Roro.
“Acckkkhhh…… Roro pengen pipis……, Ackkhhhh enak….. ooohhh….”erang Roro yang tidak ku hiraukan ucapannya. Aku terus menyedot liang vagina sang artis montok tersebut. Dan akhirnya “Acckkkkhhhhh………. Enak…… nikmat…….”lenguh Roro.
Cairan cinta Roro yang sudah terangsang berat keluar, dan memenuhi mukaku….
“Ackkhhh Roro…. Memek kamu enak sekali…., kamu memang lonte yang ingin di entot…”, sekarang penisku sudah mendekati lubang vagina sang artis montok, yang sudah kelelahan setelah orgasme pertamanya.
“Sekarang…. Nikmatilah kontolku ini lonteku….”, penisku ku gesekkan diatas vagina Roro… “Emmhhh….”erang Roro tampak sayu dan sendu, sedangkan diriku sudah ingin memerawani vagina sang artis montok ini.
Penetrasi pertama aku meleset, penisku tidak masuk ke vagina Roro, aku terus berusaha…., kubuka lebar vagina Roro dan ku dorongkan penisku… setengah kepala penisku sekarang sudah masuk di dalam vagina Roro Fitria. Sulit sekali memang….
“AAccckkhh….. sakit……!!!”teriak Roro tampak meringis ketika setengah penisku sudah masuk ke dalam Vaginanya…. “Acckkhhh…… Ampun ….. sakit…sekali….Sudah…sudah…ammpunn tuuaann!!!”rintih Roro mulai menangis.. menahan perih dan ngilu divaginanya.
“Diam kamu lonte….., kamu yang minta di entot sama aku, sekarang kamu rasakan kontolku”, dengan kasar aku sentakan penisku sekuat-kuatnya ke dalam vagina Roro…. dan amblas semua penisku kedalam vagina Roro. “Accckkkkkhhhh…….. Ammmpppuuunn”jerit Roro kesakitan, kepalanya terdongak kebelakang, tangannya meremas sofa menahan ngilu bahwa vaginanya telah dimasuki penis milikku.
Namun aku seperti orang kesetanan, aku genjot tubuh Roro yang sedang menahan sakit itu, sampai Roro Fitria meringis, kepalanya membanting-banting ke kiri dan ke kanan sambil tangannya meremas-remas sofa. “Acckkkhhh…… perih….Ssaakkiitt…. Oooohhh….. ammppuunnn tuann….” Roro terus berteriak. “Bukan kah , ini yang kau mau Roro…? Lonteku sayang….???” kataku sambil berhenti sejenak menggenjot vagina sang artis montok itu.
Dengan lembut aku mencium kening, hidung, pipi dan sambil menghembuskan nafasku mencium telinga Roro yang membuat gairah dalam tubuhnya kembali berkobar dan seluruh bulu-bulu halus ditubuhku berdiri. “Bibir Roro indah..” itu yang terdengar oleh Roro sebelum diriku melumat kedua belah bibir sensualnya, Roro tampak menikmat sekali rasanya dicumbui
Lalu aku mulai menggerakan pantatku dan mulai mengobok-obok isi liang vagina Roro.
“Ohh.. Roro.. nikmat sekali.. Kau.. kau.. begitu rapat..” kataku terus mengocok vagina Roro maju dan mundur dan Roro pun semakin menikmatinya, hilanglah rasa pedih dan sakit yang tadi diraraskan Roro terobati dengan kenikmatan yang tiada taranya. Mulut Roro mulai meracau mengeluarkan desahan dan ocehan.
“Akhh.. Tuan.. Aduuh.. ohh..”racau Roro. Lama aku memacu birahinya dan Roro Fitria pun mengimbanginya dengan menggelora, sampai akhirnya tubuh Roro mengejang dan sambil memeluk erat tubuhku kembali menyemprotkan cairan yang meledak dari dalam rahim Roro, Roro pun orgasme untuk yang kedua. Untuk beberapa saatku menghentikan gerakannya dan memeluk erat tubuh Roro sambil melumat bibirnya. Roro benar-benar menikmati orgasme yang kedua ini, matanya terpejam sambil melingkarkan kedua kakinya kepadaku. Sementara rambut Roro sudah tampak tak karuan. Kulepaskan penisku dari vaginanya. Tampak darah segar keluar dari vagina sang artis sintal itu.
“Bagaimana kamu masih mau lagi sayang…???”tanyaku kepada Roro dan dia yang telah diliputi oleh nafsu birahi hanya mengangguk.
Kini kuperintahkan Roro menaiki penisku. Tidak terlalu sulit penis kumemasuki vagina itu karena sudah basah dan licin. Erangan Roro Fitria turut mengiringi proses penetrasi itu hingga akhirnya penisku itu tertancap seluruhnya.
“Mmhhh…enak Roro, memekmu legit sekali !”gumamku merasakan himpitan dinding vagina Roro terhadap penisku.
Tanpa menghiraukan ocehanku, Roro mulai menggoyangkan tubuhnya naik-turun. Sesekali ia meliukkan pinggulnyaseperti ketika dia show sebagai penyanyi dangdut. Sehingga aku merasa penisku seperti dipelintir. Secara refleks tangannya yang saling genggam dengan tanganku. Dan dibimbingnya ke salah satu payudaranya seolah meminta meremasinya. Aku mulai memainkan payudara Roro dan tangan satunya menelusuri tubuh yang sintal milik Roro Fitria, merasakan kulitnya yang halus dan lekuk tubuhnya yang sexy. Roro sudah semakin hanyut dalam persetubuhan.
“Yah…terus Roro, enak…terushh !”desahku seiring genjotan Roro yang semakin liar karena semakin dikuasai birahi. Dari bawah diriku juga ikut menggerakkan pinggul, sehingga tumbukkan diriku dan Roro saling berlawanan arah dan menyebabkan penis itu menusuk lebih dalam. Roro tidak menghiraukan yang lain lagi selain birahinya yang menuntut pemuasan.
“Gimana Roro? Enak ga kontol saya ?”tanya diriku yang telah menaklukkan seorang artis bertubuh sintal tersebut. “Aahh…ahhh…enak Tuaann…terus…goyang terus Tuaann!”erang Roro.
Tidak sampai lima menit setelah itu, Roro mulai sampai ke puncak,otot-otot vaginanya berkontraksi dengan cepat dan makin basah. Dia menambah kecepatan goyangannya sehingga aku juga makin mendesah. “Oohhh !” Roro menggelinjang dahsyat di atas tubuhku.
Selama beberapa saat tubuhnya menegang tak terkendali, dinding vaginanya makin meremasi penisku yang masih perkasa meski Roro sudah untuk ketiga kalinya orgasme. “Roro masih mau kan?” tanyaku dekat telinganya, “Mau kan lonte, jawab dong!” tanyaku lagi, kali ini sambil meremas payudaranya.
“Iya…hhhsshh…mau Tuuaann mau!”rintih Roro karena tak kuat menahan keinginan untuk orgasme untuk yang kesekian kalinya, Roro menjawab terengah-engah.
Kembaliku menjejali vagina Roro dengan penisku yang masih tegak dan keras. Kali ini dengan posisi Doggy style tanganku sambil berpegangan pada pinggang Roro akupun terus menyodok-nyodokan penisku. Sentakan-sentakan kuat itu menyebabkan tubuh Roro ikut bergoncang-goncang, diatas sofa tempat tangan Roro menahan sodokanku, Desahan-desahan nikmat keluar dari mulutnya, matanya setengah terpejam. Tanganku merambat ke atas hingga menjambak rambutnya. Roro semakin tak sanggup menahan gelombang birahinya, ia semakin melenguh-lenguh dan nafasnya semakin memburu, sebentar lagi puncak kenikmatan itu akan dicapainya. Namun pada saat Roro akan orgasme aku menghentikan genjotan, aku memang sedang mempermainkan birahi sang artis binal ini.
Roro terpaksa menggerakkan sendiri pinggulnya agar tetap bergesekan dengan penis diriku. . “Oohh…ayo Tuuaann, puasin saya…saya…saya gak tahan lagi…mmhh!”erang Roro. Yang akhirnya memohon supaya diantar ke puncak kenikmatan oleh diriku. Memang Roro sudah tak sanggup lagi menahan keinginan untuk orgasme.
Tubuh Roro tersentak-sentak dan makin terdesak ke sofa, payudaranya yang montok itu kini tertekan pada sofa. Desahan Roro semakin menjadi ketika gelombang orgasme itu kembali menerpanya, tubuhnya menggelinjang dahsyat seakan melepaskan segala nikmat yang tadi tertunda. Akhirnya Roro mendesah panjang dan seluruh otot-otot tubuhnya mengejang, yang datang kali ini adalah multiorgasme sehingga tubuhnya berkelejotan tak terkendali, sungguh luar biasa seperti melayang ke surga saja rasanya. Matanya merem-melek dan pandangannya seperti berkunang-kunang selama terhempas gelombang orgasme itu, sensasi itu berlangsung selama 2-3 menit lamanya hingga akhirnya tubuhnya melemas seperti tak bertulang, dan tubuh Roro pun ambruk kesofa.
Saat itu aku belum mencapai klimaks, aku melanjutkan hujaman-hujamannya terhadap liang vagina gadis itu. Lima menit kemudian barulah penisku menumpahkan lahar panas di dalam vagina Roro. “Uuggghh…asyiknya…. Eemmhhh nikmat!”lenguh diriku sambil menekan dalam-dalam penis yang menyemburkan sperma.
Penisku masih menyodok vaginanya namun kecepatannya kian menurun. Di paha dalam Roro nampak cairan kewanitaannya yang bercampur dengan spermaku meleleh keluar dari selangkangannya. Setelah genjotan aku berhenti, aku mendekap tubuh gadis itu. Dipeluk tubuh Roro dengan penis masih menancap divaginanya walau sudah mulai kendor karena mulai menyusut. Aku memeluknya sambil memijat pelan payudaranya. Roro merasakan betapa banyak cairan orgasme yang keluar dan spermaku yang tertumpah di dalam sana hingga sebagian meleleh keluar dan terasa basah. Perlahan-lahan penisku mulai melembek dan akhirnya keluar dari vagina Roro.
Aku tersenyum puas setelah selesai menyetubuhi tubuh sexy nan sintal Roro Fitria. Dan Roro pun mulai tertidur diatas sofa. Sementara aku mengambil sebatang rokok sambil kembali melafalkan gendamku. Karena mulai sekarang Roro sudah dalam pengaruhku dan akan menuruti semua keinginanku.
0 comments:
Post a Comment